GENEVA, KOMPAS.com — Lembaga Bolton Consulting Group (BCG) melaporkan, China, India, dan Singapura mengalami peningkatan jumlah orang kaya terbesar pada tahun 2011. Hal ini terjadi karena wilayah Asia Pasifik mendapatkan limpahan dari menurunnya kekayaan di Eropa Barat dan Amerika Serikat seiring dengan terjadinya krisis di kedua wilayah itu.
Menurut laporan BCG, pada Jumat (1/6/2012) waktu setempat, rumah tangga jutawan tumbuh 16 persen menjadi 1,43 juta keluarga di China. Di Singapura, pertumbuhan mencapai 14 persen menjadi 188.000 rumah tangga.
Di India, rumah tangga jutawan naik 21 persen menjadi 162.000 keluarga.
Sementara itu, rumah tangga jutawan di AS justru turun 129.000 keluarga menjadi 5,13 juta keluarga pada tahun lalu. Kekayaan di Amerika Utara pun merosot 0,9 persen menjadi 38 triliun dollar AS, sedangkan Eropa Barat pun turun 0,4 persen menjadi 33,5 triliun dollar AS. "Itu gangguan pertumbuhan signifikan yang pertama sejak krisis finansial," sebut Peter Damisch, mitra Boston Consulting, di Zurich.
Pertumbuhan kekayaan global melambat pada tahun lalu. Kekayaan global hanya tumbuh 1,9 persen menjadi 122,8 triliun dollar AS. Padahal pada tahun 2010, pertumbuhan bisa mencapai 6,8 persen. Hal itu disebabkan oleh adanya krisis utang Eropa dan melemahnya pasar ekuitas.
Singapura memiliki porsi rumah tangga jutawan terbanyak di dunia, sedangkan Hongkong justru menempati peringkat pertama dalam hal persentase miliarder. "Pasar negara berkembang akan memainkan peran yang besar dalam kekayaan pribadi," tambah Damisch.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar