Kamis, 12 April 2012
BKKBN: pengangguran ancaman generasi muda
Jakarta (ANTARA News) - Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) menyatakan tingginya angka pengangguran mengancam generasi muda di Tanah Air di masa mendatang.
"Hal itu bisa terjadi jika laju pertumbuhan penduduk tidak terkendali dan kualitas sumber daya manusianya rendah," kata Deputi bidang Pengendalian Penduduk BKKBN, Wendy Hartanto di Jakarta, Kamis.
Wendy menyebutkan, pihaknya memperkirakan Indonesia akan mendapat bonus demografi di tahun 2020 sampai 2030 dimana jumlah angkatan kerja meningkat tajam.
"Jika angkatan kerja yang terus meningkat tidak sebanding dengan ketersediaan lapangan kerja maka akan menciptakan angka pengangguran," katanya.
Karena itu, menurut dia, langkah yang harus dilakukan adalah dengan mengendalikan laju pertumbuhan penduduk agar bisa berbanding lurus dengan ketersediaan lapangan pekerjaan.
"Pada saat ini saja jumlah penduduk Indonesia sudah mencapai 240 juta jiwa lebih dan untuk mengendalikannya diperlukan program keluarga berencana atau KB," katanya.
Selain itu, tambah dia, pemerintah melalui berbagai instansi terkait juga terus melakukan berbagai upaya guna meningkatkan indeks pembangunan manusia guna menciptakan angkatan kerja yang berkualitas.
"Jumlah angkatan kerja yang banyak namun dengan kualitas sumber daya manusia yang baik tentu tidak akan menimbulkan angka pengangguran yang tinggi karena mereka malahan bisa menciptakan lapangan kerja sendiri dan bersaing dengan bangsa lain," katanya.
Sementara itu, data Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) menunjukkan bahwa tingkat pengangguran nasional secara terbuka pada saat ini sudah menurun namun jumlahnya masih cukup besar yaitu lebih dari 5,3 juta.
50 persen tingkat pengangguran terbuka berasal dari lulusan SD dan SMP, 30 persen berasal dari lulusan SMA dan SMK sementara sisanya lulusan perguruan tinggi. (sumber: antaranews.com)
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar